Umumnya dalam satu tahun terdiri dari 365 hari. Namun berbeda ketika kita berada di tahun kabisat. Dalam satu tahun kabisat, jumlah harinya bukan lagi 365 hari, namun 366 hari. Ya, jadi tahun kabisat merupakan sebuah tahun di mana pada tahun tersebut terdiri dari 366 hari. Adapun tahun kabisat ini hadir setiap 4 tahun sekali. Tahun kabisat atau biasa disebut Leap Year ini memiliki perbedaan di bulan Februari. Jika di setiap tahun umumnya bulan Februari ada 28 hari, maka di tahun kabisat bulan Februari terdiri dari 29 hari.
Table of Contents
ToggleSejarah Tahun Kabisat
Menurut sejarah, Leap Year atau Tahun Kabisat ini berawal dari kekesalan Julius Caesar. Julius Caesar ini merupakan raja yang berkuasa pada tahun 44 SM. Raja inilah yang mengubah sistem penanggalan pada kalender Masehi. Pada zaman raja ini, sistem pengkalenderan mengalami perubahan. Di mana sistem pengkalenderan menggunakan pergerakan matahari. Nah, pergerakan tersebutlah yang dijadikan pengatur panjangnya hari dalam satu tahun. Jadi, dalam satu tahun terdiri dari 365 hari.
Julius Caesar ini dikenal juga sebagai Bapak Tahun Kabisat atau Father of Leap year. Nah, pada awalnya bangsa Romawi mengenal kalender 355 hari. Kemudian untuk menjaga festival tetap berlangsung sekitar musim yang sama di setiap tahunnya, 22 atau 23 hari pun dibuat satu atau dua bulan di tahun kedua. Lalu pada saat Julius hidup di Mesir, ia mengakui keunggulan kalender di sana. Di mana dalam satu tahun ditampilkan 365 hari. Lalu ada bulan selingan, di mana astronot memasukkan di bulan tertentu ketika mereka mengamati bintang-bintang.
Pada akhirnya, Julius pun ingin menyederhanakan hal tersebut. Ia kemudian menambahkan satu hari ke bulan yang berbeda untuk membuat kalender 366 hari. Sebenarnya, perhitungannya sudah dilakukan oleh astronom Romawi. Astronom bernama Sosigenes ini menambahkan satu hari di setiap bulan Februari yang terdiri dari 28 hari. Satu hari ini ditambahkan setiap tahun keempat. Jadi di tahun keempat bulan Februari akan memiliki tambahan hari ke 29.
Kemudian pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII semakin menyempurnakannya. Ia mencetuskan sebuah aturan yang mengatakan bahwa hari kabisat tersebut akan jatuh pada setiap tahun mana saja yang bisa dibagi dengan 4. Maka dari itulah setiap tahun yang bisa dibagi dengan 4, bulan Februari akan terdiri dari 29 hari. Jadi bagi yang merasa lahir di bulan Februari tepatnya tanggal 29, bersenang-senanglah. Sebab ulang tahunnya akan jadi lebih istimewa karena diperingati setiap 4 tahun sekali.
Baca Juga Mengapa Gerhana Bulan Sebagian Bisa Terjadi?
Algoritma Cara Hitung Tahun Kabisat
Dalam satu tahun Syamsiah sebenarnya tidak secara persis terdapat 365 hari. Lebih tepatnya 365 hari lebih 5 jam 48 dan menit. Maka dari itu, di setiap 4 tahun sekali maka akan kekurangan sekitar 23 jam 15 menit. Nah, untuk mengkompensasi hal ini, setiap 4 tahun sekali berilah satu hari ekstra yaitu tanggal 29 Februari. Nah, untuk mengetahui algoritma untuk menentukan suatu tahun apakah masuk tahun kabisat atau bukan, berikut ulasannya:
– Apabila angka tahun tersebut habis dibagi dengan 400, maka tahun itu adalah tahun kabisat
– Apabila angka tahun tersebut tidak habis dibagi dengan angka 400, namun malah habis dibagi angka 100, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
– Kemudian apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400 ataupun 100, namun habis dibagi dengan angka 4, maka tahun itu adalah tahun kabisat
– Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400, 100, maupun 4, maka dipastikan tahun tersebut bukanlah tahun kabisat
Nah, sekarang pasti jauh lebih mudah untuk menentukan tahun kabisat bukan. Sebenarnya cukup mudah untuk menentukan apakah tahun ini termasuk tahun kabisat atau bukan, asalkan Anda paham dengan algoritma di atas. Semoga artikel ini membantu Anda memahami apa itu tahun kabisat, bagaimana sejarahnya, dan bagaimana algoritma untuk menentukannya ya.